Resolusi Tahunan — Capaian (?)

Written on January 01, 2018 — 2 min read
image-Resolusi Tahunan — Capaian (?)
image-Resolusi Tahunan — Capaian (?)

Jadi, apa resolusimu untuk tahun 2018?

Introduction

Tahun baru erat kaitannya dengan kata resolusi. Ya, resolusi. Merencanakan poin-poin apa saja yang harus dicapai selama 365 hari ke depan; impian, rencana, cita-cita, maupun harapan. "Tahun ini harus jauh lebih baik dari tahun kemarin", itu yang biasa orang-orang katakan untuk menjadi sebuah motivasi awal dalam menjalankan resolusi yang telah dicanangkan. Namun nyatanya, justru hal ini tanpa disadari hanya menjadi sebuah klise yang konsisten dikerjakan. Hanya menjadi sebuah wacana di awal tanpa tindak lanjut kedepannya. Kenapa bisa? Tanyakan pada 365 hari kemarin.

2017 Retrospective

Perihal resolusi, di awal tahun 2017 lalu saya juga membuat beberapa poin capaian yang harus didapatkan dalam 365 hari ke depan. Tetapi saya membuatnya dengan mengklasifikannya ke dalam capaian setengah tahun awal dan setengah tahun terakhir. Kenapa? Karena agar bisa menjadi deadline untuk resolusi tersebut terlaksanakan. Saya pun bersemangat mencatat semua apa yang harus saya capai. Mulai dari urusan dunia hingga urusan akhirat. Setelah merasa semua sudah tertuangkan ke dalam catatan, saya membaca kembali untuk memastikan supaya ada yang tidak terlupakan. Ada satu hal yang saya temukan dan itu cukup menjadi sebuah renungan panjang. Dari capaian-capaian yang saya tuliskan tanpa disadari resolusi 356 hari kedapan (hampir) semua tentang capaian dunia. Ingin menjadi ini itu, bisa mendapatkan ini itu, sukses dalam hal ini itu. Sedikit sekali capaian tersebut berkatian dengan akhirat.

"Ah ya Allah, betapa masih buta hambamu ini. Melihat dunia masih sebagai jawaban atas segala bahagia, padahal sebaliknya."

Betapa kita manusia sungghuh hamba yang hina. Menempatkan urusan dengan Tuhan setelah dunia. Menomor duakan Sang Pemberi segala dan hanya memberinya waktu sisa. Padahal capaian yang kita inginkan tidak akan pernah terjadi tanpa persetujuannya. Seberdosa itu kah kita?

Conclusion

Yuk mulai kita lihat kembali catatan-catatan capaian untuk tahun ini. Sudahkah kita memprioritasakan urusan akhirat daripada dunia? Menuliskan capaian yang bisa menjadi bekal untuk memberatkan timbangan kebaikan kelak di Hari Penentuan. Barangkali jumlah hari kita di 2018 tidak mencapai 365. Jadi, sudah siap kah kita di 2018 menyambut "panggilan-Nya"?

How do you like this article?
0

© 2024 hanihusam. All rights reserved.